PENGEMBANGAN SARANA INFORMASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DENGAN KONSEP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA BIDANG PENGENDALIAN B3 DI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN (KLHK)
DOI:
https://doi.org/10.70746/jstunsada.v6i1.295Keywords:
export import, sistem informasi geografiAbstract
Peningkatan kebutuhan dari bahan berbahaya dan beracun di Indonesia yang sangat pesat, maka mempengaruhi juga perkembangan export import bahan berbahaya dan beracun di Indonesia. Bahan berbahaya dan beracun yang masuk ke Indonesia sangatlah cepat dan pesat, serta diikuti dengan permintaan dari para produsen. Permasalahan yang timbul sekarang ini adalah penanganan dan pengendalian bahan berbahaya dan beracun tersebut. Padatnya volume pekerjaan staff, sehingga kurang waktu dan ruang untuk melakukan pemetaan wilayah dimana terdapat banyaknya informasi dari bahan berbahaya dan beracun tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kurangnya informasi mengenai persebaran bahan berbahaya dan beracun di Indonesia. Adanya kesulitan mengumpulkan data persebaran B3 di Indonesia, maka dari itu dibuatlah metode baru dalam pemetaan bahan berbahaya dan beracun ini. Permasalahannya bagaimana implementasi dari sistem integrasi & sinkronisasi yang diterapkan pada sistem web mapping pada bidang Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun. Metode pemetaan wilayah bahan beracun dan berbahaya ini menggunakan sistem informasi geografi. Data sebaran dari bahan berbahaya ini dapat dengan mudah dilihat. Sehingga adanya pengolahan informasi persebaran bahan berbahaya dan beracun ini, dapat mengatur, menentukan dan mengendalikan jumlah kuota perwilayah.
References
2. Andree Ekadinata, Sonya Dewi, Danan Prasety Hadi, Dudy Kurnia Nugroho dan Feri Johana, Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam, 2008
3. Munawar, Pemodelan visual dengan UML, 2005
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001, Pasal 1 Ayat 1
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright